Awal pembuatan Kopi Lesung “Mbah Djumi”

Awalnya pembuatan kopi lesung ini hanya coba-coba. Diawali adanya biji kopi glondongan, bingung mau mecahkan biji kopi tersebut memakai alat apa. Setelah brosing ada naman alatnya bernama huller. Tapi berhubung tidak punya dan tidak tau tempat yang ada akhirnya mencari cara manual. Untung ternyata di rumah ada alat bernama lumpang. Lumpang ini memang digunakan untuk memecahkan biji-bijian. Biji yang sudah dijemur hingga kadaran sekitar 12% lalu di masukkan dalam lumpang untuk dipisahkan dari kulitnya. Tenaga yang dikeluarkan untuk memecah biji dalam lumpang tidak besar tapi harus konsisten agar biji yang dipisahkan dari kulitnya tidak rusak dan bisa disangrai.

Butuh waktu memang memecah kopi dengan lupang, tapi terkesan menyenangkan sebab kalau kita tidak hati-hati baik kulit maupun biji koi bisa  halus semua.  Dalam 1 tumbukan membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit agar biji dan kulit kopi bisa pisah.

Kebiasaan ini sudah dilakukan dari zaman dahulu sejak orang Jawa dapat menikmati kopi. Zaman dahulu walaupun sebagian besar perkebunan Belanda menanam kopi. Namun rakyat Indonesia sebagai buruh di perkebunan kopi tersebut tidak dapat menikmati cita rasa kopi yang sesungguhnya. Setelah merdeka dan dapat menikmati kopi, petani masih kebingungan dalam memecahkan biji kopi tersebut. Maka solusi dari masalah tersebut adalah lumpang sebagai alat pemisah kopi dan kulitnya.   

Published by Kopi Lesung

kopi lereng sumbing yang diolah secara modern dan dikemas untuk para pecinta kopi yang sebenarnya

Leave a comment